Langit Kota Mataram, (dokpri) |
Belakangan ini polusi udah mulai meningkat seiring waktu. Saya
mulai merindukan masa dulu ketika udara
bumi masih jauh dari polusi. Peningkatan polusi udara disebabkan
oleh berbagai faktor salah satunya adalah emisi gas kendaraan. Sebesar 78
hingga 80 persen sumbangan polusi udara berasal dari gas buangan kendaraan
bermotor. Namun, semenjak pandemic Covid -19 dimana pemerintah memberlakukan pembatasan
social, kondisi bumi mulai membaik. Polusi udara di Indonesia menurun 42 %
sejak masyarakat jarang beraktivitas menggunakan kendaraan.
Lalu bagaimana jika aktivitas masyarakat mulai normal
kembali? Saya mulai menyaksikan kehidupan masyarakat mulai normal menyesuaikan protocol Covid-19. Aktivitas penggunaan kendaraan bermotor mulai marak kembali seperti
sediakala sebelum pandemic datang. Saya juga lebih memilih menggunakan
kendaraan hanya untuk berbelanja disekitar komplek yang jaraknya tidak terlalu
jauh. Alasannya cukup sederhana, karena panas dan lebih hemat waktu.
Apakah saya salah…?
Tentu saja tidak. Sebagian besar masyarakat Indonesia juga
memilih hal serupa. Alasannya pun karena
panas. Peningkatan suhu bumi tidak terlepas dari polusi udara yang saya, kamu
dan kalian pakai dalam aktivitas sehari-hari.
Lalu, bagaimana mengurangi sumbangan polusi dari buangan gas
kendaraan yang kita pakai? Masak iya saya harus kembali ke masa kolonial,
menggunakan mode tranportasi tanpa polusi udara. Tentu rasanya tidak sanggup. Kalau
kalian sanggup sih, saya persilahkan dengan senang hati. Saya sendiri tidak
sanggup memisahkan diri dari mobilitas kendaraan.
Salah satu solusinya adalah mengikuti program pemerintah
yang dikenal dengan “Program Langit Biru”.
Informasi Poster Kegiatan Talkshow dan Dialog Publik |
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Kantor Berita Radio (KBR) menginisiasi kegiatan talkshow dan diskusi publik pada Kamis, 18 Maret 2021 secara daring. Tema yang diangkat adalah “Penggunaan BBM Ramah lingkungan Guna Mewujudkan Program Langit Biru”. Sasarannya adalah masyarakat di Provinsi Sulawesi Selatan, Papua, Papua Barat, NTB, Kep. Bangka Belitung, dan Kalimantan Barat. Nah karena mengikuti kegiatan inilah saya tau tentang program pemerintah yang dikenal dengan Program Langit Biru (PLB).
panel diskusi dari berbagai stake holder |
- Apa itu Program Langit Biru?
Kita sudah merasakan secara nyata, kualitas udara mulai menurun terutama di daerah tingkat perkotaan dengan mobilitas masyarakat yang tinggi. Di Kota Mataram saja, saya merasakan siang hari terasa lebih terik dari tahun-tahun sebelumnnya. Kalau kalian bagaimana? Kalau sama, berarti kita merasakan terik yang sama, perasaan kita tidak jauh berbeda. Tinggal mensinergikan frekuensi melalui program langit biru.
- Bagaimana cara mengikuti Program Langit Biru
Program Langit Biru dapat diikuti oleh siapa saja, bahkan seharusnya diikuti oleh seluruh masyarakat Indonesia. Kamu juga wajib ikut. Ada banyak irisan Program Langit Biru, Salah satunya campaign penggunaan BBM yang ramah lingkungan. Bahan bakar yang ramah lingkungan itu adalah BBM non premium seperti, pertalite, pertamax, pertamax 95, pertamax turbo dll. Harga BBM non premium tentunya lebih tinggi dibandingkan dengan harga BBM premium. Bahasa kerennya “ ada harga, ada kualitas”. Namun, banyak yang berpikir, mengapa harus beralih menggunakan bahan bakar non premium sedangkan ada bahan bakar jenis premium dengan harga lebih murah. Saya juga sebelumnya berpikir hal yang sama kok, namun chemstry-nya akan dapat ketika kita kenalan lebih dekat dengan BBM non premium.
BBM non Premium mulai banyak dipilih masyarakat karena kadar oktannya yang tinggi dari BBM premium. Oktan yang tinggi membuat pembakaran lebih bagus sehingga mesin kendaraan juga lebih terjaga dengan lebih baik dan lebih awet. Jadi, mesin tidak cepat rusak. Berbeda halnya dengan penggunaan BBM premium, seperti bensin. Tingkat kemungkinan mesin kendaraan mudah rusak lebih tinggi. Hal ini tentu saja akan menambah biaya perbaikan yang tidak sedikit.
Salah satu solusinya adalah dengan menggunakan bahan bakar yang lebih ramah lingkungan. Kita tidak bisa menghilangkan
dampak polusi udara, namun kita bisa melakukan tindakan mitigasi untuk
mengantisipasi kecepatan peningkatan polusi udara. Penggunaan
bahan bakar ramah lingkungan adalah salah satu bentuk mitigasi sederhana yang
bisa dilakukan oleh semua orang. Nah, makanya kamu harus segera beralih ke BBM non premium, minimal menggunakan pertalite. Kata orang, mencegah itu lebih baik
daripada mengobati. Yuk cegah kerusakan mesin dari sekarang, sekaligus
berkontribusi mencegah peningkatan polusi udara karena emisi gas kendaraan.
Penyampaian oleh Bapak Faisal Bahri, seorang Pengamat Ekonomi |
Ada banyak edukasi dan informasi yang saya dapatkan dari berbagai narasumber kegiatan talkshow dan diskusi publik. Salah satunya dari pengamat ekonomi, Faisal Bahri menyadarkan saya bahwa “Edukasi program Langit Biru dan BBM yang ramah lingkungan harus dilakukan oleh semua pihak karena udara bersih dan langit biru adalah hak semua orang. Oleh karena itu, saya sadar dan menulis ini sebagai bentuk edukasi juga buat teman-teman yang belum tau. Harapannya sih, teman-teman juga mendapatkan kesadaran yang sama seperti saya lalu membagikan informasi ini kepada orang lain. Mirip-mirip skema multilevel marketing heheheh.
Narasumber paling favorit saya adalah Mbak Ratna dari KLHK.
Layaknya ibu kita yang merangkul kepentingan anaknya dalam satu wadah bahwa
langit biru adalah milik kita bersama.
“Perlu adanya sinergitas dari berbagai stake holder. Kalau dari emisi sudah diperketat, Pertamina sudah mengeluarkan berbagai program diskon untuk BBM non premium, influencer yang terus berkontribusi melakukan edukasi. Sisanya, tinggal berada ditangan kita” kata Mbak Ratna
My Favorite Narsum Mbak Ratna |
Kegiatan ini juga menghadirkan influencer Ramon Tungka pada sesi diskusi bersama Mbk Leoni Agustina Diani, dan Yewen Papua. Sesi diskusi ini cukup menarik, layaknya ngobrol asyik, pembahasannya mengalir kayak kita sedang gosipin BBM, premium dan BBM non premium. Mulai dari konsep bangga menggunakan BBM non premium, sampai dengan rencana pemasangan stiker "saya cinta non premium".
salah satu Influencer yang sudah nggak asing lagi kan ya |
Beli mobil mewah mampu, kok beli BBMnya murahan"
_Ramon Tungka, 2021
ini salah satu rekomendasi saran untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung agar masyarakat merasa tertampar menggunakan BBM premium. Bener juga ya pesannya, ayok siapa yang masih pakai BBM premium tapi kendaraannya mewah.
Banyak banget pengetahuan yang bisa didapatkan dari talkshow kemarin, lebih lengkapnya teman-teman bisa simak langsung di sini. Pada akhirnya, kesimpulan yang saya garis bawahi adalah
“Ujung tombak keberhasilan Program Langit Biru adalah di tangan kita semua”
Tangan saya, tangan kamu dan tangan kita semua.
Komentar